Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Semua info yang kamu cari ada di sini

Selasa, 02 Februari 2010

Bencana Datang Akibat Terlambat Mengolah Sumber Daya Alam Untuk Kemakmuran Rakyat

Saya teringat lirik lagu Koes Plus dengan judul Kolam Susu. Berikut lirik tersebut :

Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupmu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkah kayu dan batu jadi tanaman

Pada bait awal digambarkankan begitu kayanya laut kita dengan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Juga digambarkan, laut masa lalu masih belum membahayakan, tiada badai dan topan. Namun kondisi saat ini sudah berbalik, dimana kondisi laut sering membahayakan, badainya tinggi-tinggi, bahkan telah terjadi tsunami yang telah merenggut ratusan ribu nyawa orang akibat adanya gempa di bawah laut. Dan setelah diamati ternyata kepulauan Indonesia berada di lokasi yang sangat rentan terjadinya gempa bawah laut yang merupakan pertemuan lempengan tektonik.

Pada bait berikutnya digambarkan betapa subur makmurnya negara Indonesia bagaikan surga , diibaratkan tongkat kayu dan batu saja jadi tanaman. Lagu ini mengingatkan bangsa dan negara kita, betapa berlimpahruahnya sumber alam negara kita, dan betapa suburnya tanah negara kita ini. Namun apa yang kita lihat setelah 60 tahun merdeka ini, kita akui bersama anugrah Tuhan yang berlimpah ini belum mampu kita olah untuk mensejahterakan rakyat.

Saya sempat merenung, bisa saja Tuhan akan mengambil kembali anugrah yang telah diberikan kepada bangsa Indonesia ini, karena kita tidak pandai bersyukur dan memanfaatkannya. Mungkin Tuhan telah memberikan peluang kepada bangsa dan negara kita, namun hingga saat ini tidak kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat. Maka wajarlah pada beberapa tahun terakhir ini sering terjadi bencana alam yang secara nyata telah memporakporandakan sumber alam yang berlimpah. Mudah-mudahan ini baru masuk ke fase peringatan dari Sang Maha Pencipta, sehingga kita masih diingatkan untuk sadar.

Saya mencoba menerjemahkan tanda-tanda (ayat-ayat) alam ini, Tuhan telah menyediakan sumber alam berlimpah dan meletakan pulau-pulau Indonesia dalam lingkaran lempengan sumber gempa tektonik yang membahayakan. Semestinya para pengelola negara dan bangsa ini sejak dahulu mengeksplorasi sumber alam ini untuk kemajuan bangsa dan mensejahterakan rakyat, sehingga menghasilkan devisa negara yang banyak. Devisa yang dihasilkan digunakan untuk membangun negara dan mengamankan rakyat dari bencana alam besar. Misalnya dengan menyediakan lahan rumah yang lebih aman dan tahan gempa, juga dapat menerapkan teknologi tercanggih dan terkini untuk preventif agar rakyat terlindung dari adanya bencana gempa atau tsunami.

Namun kondisi tersebut terlewatkan, bahkan yang muncul setelah 60 tahun merdeka adalah sumber-sumber bencana, sementara negara kita belum siap untuk menghadapinya, karena masih serba kekurangan, tidak ada modal untuk mengamankan rakyat. Untuk membangun sistem keamanan dari bencana alam membutuhkan dana yang sangat besar.

Sejak bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, hingga saat ini gempa tektonik hampir terjadi setiap minggu di sepanjang jalur lempengan tektonik tersebut.

Maka dari itu, bangsa kita telah terlambat memanfaatkan sumber daya alam untuk dijadikan devisa berlimpah, karena saat ini telah masuk kepada fase aktifnya sumber-sumber bencana alam.

Namun, kita sebagai makhluk tidak boleh mendahului takdir dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Tuhan pasti memiliki rencana sendiri atas bangsa dan negara kita. Namun yang pasti kita sebagai manusia telah diingatkan dalam ajaran Nya, bahwa jika manusia berprilaku merusak alam semesta atau tidak memanfaatkan untuk kebaikan, maka tinggal tunggu saja azab akan datang menghampiri (sudah terbukti). Sebaliknya jika manusia pandai bersyukur yaitu dengan mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam ini untuk kebaikan dan memeliharannya, maka rizki dan barokah yang akan datang.

Dengan kondisi saat ini negara dan bangsa kita terbukti tidak siap untuk menghadapi kejadian bencana alam. Satu-satunya harapan yang bisa kita lakukan oleh setiap orang adalah berdo'a dan berharap semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi bangsa dan rakyat Indonesia dari bencana alam. Hanya Allah SWT yang mampu membatalkan atau menunda bencana alam terjadi. Semoga bermanfaat.

0 komentar: